Senin, 21 Februari 2022

Pemerintah Kabupaten Katingan Wajib Memberhentikan Sementara Aktivitas Angkutan Kayu Log

 


Pojok Opini

Dengan beredarnya wacana akan pemanggilan beberapa Camat, Dinas Kehutanan Provinsi dan pihak perusahaan yang melintas mengangkut kayu log di jalan Kabupaten Katingan pada tanggal 21 Februari ini oleh Bupati Katingan Sakariyas, harapannya itu akan membuka dan memberi informasi kepada seluruh pihak tentang regulasi tentang dan aturan hukum yang berlaku tentang aktivitas pengangkutan jalan darat milik negara.

Beberapa waktu lalu foto beberapa truck pengangkut kayu log yang singgah di jalan Telok kabupaten Katingan begitu ramai diperbincangkan. Kejadian tersebut menuai pro kontra.  Tentu saja ini dipicu dengan visual yang tidak biasa. Salah satunya sebuah truck yang secara nyata memuat kayu log puluhan kubik tanpa penutup apapun. 

Titik cerah akan kita nanti setelah rapat atau pertemuan tersebut. Harapannya tidak lain sebagai berikut:

1. Sebelum putusan dan hasil pertemuan keluar, aktifitas pengangkutan tersebut wajib diberhentikan sementara.

2. Adanya publikasi tentang regulasi penggunaan jalan darat milik negara, agar masyarakat dapat mengetahui dasar-dasar hukumnya. Sehingga masyarakat memiliki pegangan dan menjadi salah satu fungsi kontrol yang paling cepat melihat kejadian di lapangan.

3. Penindakan tegas terhadap semua pihak yang melakukan penyalahgunaan penggunaan jalan raya milik negara.

Oleh: Kaltengblogspot

Foto: Kabar Katingan

Minggu, 20 Februari 2022

BAGAIMANA MENGHADAPI FENOMENA BANJIR?


BAGAIMANA MENGHADAPI FENOMENA BANJIR?
Adaptasi, itu adalah aksi yang tepat untuk melawan banjir yang selalu datang setiap tahun. Terutama di Kabupaten Katingan.
Orang tua kita jaman dahulu dapat dengan mudah memprediksi kemarau, musim hujan, bahkan banjir. Sehingga itu akan mempengaruhi segala aspek kehidupan sehari-hari baik itu berburu, bertanam, dll. Dan itu menjadi patokan buat kita anak cucunya dalam melanjutkan hidup sampai sekarang.
Hari berganti, tahun berlalu. Berpuluh tahun kemudian sampai sekarang ada istilah global yang disebut dengan perubahan iklim. Fenomena ini membuat musim tidak dapat ditebak. Musim kemarau tidak menentu, dan musim hujan tidak menentu. Musim kemarau menjadi sangat panas, dan musim hujan menjadi panjang. Sehingga seluruh aspek kegiatan manusia menjadi terpengaruh. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab perubahan iklim ini. Alih fungsi hutan dan pemanfaatan berlebihan menyebabkan bumi menjadi rapuh, daya serap terhadap air menjadi berkurang.
Saya cerita sedikit dulu:
Berdasarkan pengamatan dari banjir yang terjadi sejak tahun 2017, saya ngobrol sama ayah saya ketika dia berencana membangun pondok napu/sawah tempat kami berladang.
"Bapak, kalau bikin pondok nanti usahakan bikin yang lebih tinggi dari yang sebelumnya (batas banjir teratas). Soalnya musim sudah berubah, pasti akan terjadi banjir tiap tahun" Kata saya. (sebelum pondok dibangun, terjadi lagi banjir yang cukup besar di tahun 2019).
Singkat cerita, pondok dibangun di tahun 2020 dan selesai. Saya kembali ke Palangka Raya, kemudian beberapa waktu berlalu saya ditelepon bahwa puduk/pondok nya kena banjir, bahkan lebih tinggi dari perkiraan. Jadi, saya dapat menebak bahwa akan ada banjir besar setiap tahun? Kali ini sih terbukti. Kalau tidak salah tahun 2020 itu termasuk rekor dalam sejarah di Kabupaten ini. Ada 3 kali banjir besar dalam satu tahun. Artinya terbukti lagi kan? Bukan karena saya orang pintar, peramal, atau apa tapi apa yang saya bilang ini merujuk kepada apa yang saya jabarkan di atas, yaitu perubahan iklim.
Lanjut ke tahun berikutnya. ehhh, tahun 2021 ini kita menghadapi banjir besar lagi. 😔😔😔
Siapa yang kita salahkan?
Nanti dulu, tidak ada yang dapat kita salahkan sekarang, semua sudah terjadi. Kesampingkan, daripada saling menyalahkan, mendingan kita buru-buru membuka fikiran, mawas diri, dan (istilahnya) selamatkan diri dulu lah. Iklim global berubah bukan hanya karena terjadi di daerah kita di Katingan. Tapi meluas di semua daerah. Yang dapat kita lakukan, yang paling penting sekarang, adalah beradaptasi.
Lalu bagaimana adaptasinya?
Untuk tempat/daerah/desa dll, yang lebih rentan terkena banjir, ada beberapa poin yang dapat menjadi perhatian:
1. Didalam rumah wajib membuat tempat tinggi/pahan/bandan/katil atau apa saja untuk menyimpan barang saat terjadi banjir.

2. Bagi yang ingin membangun rumah baru, wajib memilih lahan yang lebih tinggi, jika perlu harus selalu bikin rumah berloteng/dua lantai.

3. Perhatikan lokasi untuk berternak. Babi, ayam, kambing, dan binatang ternak lain yang relatif lebih kecil jika perlu buatlah kandang yang dapat mengapung. Jika terjadi banjir, peternak tidak akan khawatir ternaknya terendam.

4. Wajib membuat simpukan/gundukan jika berencana menanam pohon (buah-buahan). Sehingga tanaman pada tahun-tahun "rentan"nya akan bertahan jika terjadi banjir, sampai akhirnya tumbuh dengan sempurna.

5. Perhatikan musim, tahun 2020 lalu musim tanam/berladang harus bergeser lebih lambat dari tahun biasanya karena banjir besar. Akan ada kemungkinan akan terjadi lagi. Kita harus mebiasakan diri untuk ini. Sebab musim tanam sangat menentukan bagi perencanaan kehidupan selama satu tahun (buat yang melakukan pamiar/satiar usaha, menentukan tanggal pesta/acara keluarga, menyiapkan bibit/benyi dll).

6. (tidak wajib) Mungkin bisa memikirkan untuk memiliki sebuah sampan untuk keadaan tertentu.

Ini adalah sebuah kata kunci yang penting dari saya, mengacu kepada kejadian dalam rentan waktu 5 tahun terakhir, yaitu:
Walau banjir besar tidak terjadi setiap tahun. Tapi dalam tahun-tahun kedepan pasti akan ada banjir besar yang tidak kita harapkan seperti terjadi sekarang, yang dapat merugikan kita semua. Minimal 2-3 tahun sekali. Karena perubahan iklim tadi.
Demikian tulisan ini saya buat. Ini adalah pengamatan pribadi saya beberapa tahun terakhir. Jadikan ini sebagai modal berfikir dalam menjalankan kehidupan, berusaha/satiar, dll. Jika ada kurang mohon ditambahkan. Tidak ada salahnya kita jaga-jaga.
Semoga saja tidak akan terjadi banjir lagi di tahun-tahun berikutnya.